Berlawanan dengan negara-negara diatas, negara yang kekurangan jumlah penduduk berusaha untuk meningkatkan tingkat kelahiran dengan berbagai cara. Mulai dari membebaskan pajak, memberi bonus, hingga menghadiahi kulkas.
Population |
Berikut ini 5 negara yang melakukan cara unik dalam meningkatkan jumlah penduduknya:
1. Korea Selatan
Kesalahan program yang dilakukan oleh pemerintah Korea Selatan sebelumnya menyebabkan perekonomian korea yang sebelumnya mulai berkembang menjadi krisis saat ini.
Tingkat kelahiran di Korea Selatan sangat rendah disebabkan banyak diantara pasangan di Korea yang khawatir untuk memiliki anak karena tingginya biaya perawatan anak dan biaya pendidikan yang harus dikeluarkan. Para orang tua di Korea memiliki persepsi bahwa untuk sukses maka perlu menempuh pendidikan yang tinggi hingga sarjana.
Hal tersebut mendorong pemerintah melakukan langkah kreatif, mulai dari mengurangi biaya kuliah dan melemahkan persepsi masyarakat akan pendidikan yang tinggi diperlukan untuk sukses. Selain itu langkah unik lainnya pemerintah Korea memberikan hadiah uang tunai dan insentif bagi warganya yang memiliki anak lebih dari satu.
Langkah kreatif lainnya, pada 2010 pemerintah Korea Selatan membuat sebuah kebijakan yang unik yang disebut Family Day, yaitu pada setiap hari Rabu pada minggu ketiga tiap bulannya, setiap perusahaan harus memadamkan lampu pada jam 7 malam.
Kebijakan tersebut dibuat dengan tujuan memberikan waktu bagi masyarakat untuk berkumpul dengan pasangan atau keluarganya. Dan jika dilanggar bahkan sanksi pun dapat diberikan.
2. Singapura
Sama halnya dengan Korea Selatan, pemerintah dari negara yang berbatasan dengan Indonesia ini juga sedang gencar dalam mengampanyekan program-program untuk meningkatkan tingkat kelahiran dinegaranya.
Singapura hanya memiliki jumlah penduduk sekitar 5,399 juta jiwa, yang terbilang sangat rendah untuk sebuah negara. Hal tersebut mendorong pemerintah melakukan program seperti memberikan hadiah dan keuntungan bagi setiap bayi yang lahir serta orangtuanya.
Seperti yang dikutip laman Mentalfloss, pemerintah Singapura menghabiskan anggaran setiap tahunnya sekitar US$ 13 Miliar. Mereka juga menawarkan dana pada setiap orangtua sebesar US$ 15 ribu untuk keperlua anak, insentif pajak dan cuti hamil, hal tersebut dilakukan untuk meyakinkan warganya yang sibuk bekerja untuk memiliki anak.
Baca juga : Jenis- jenis jaringan komputer dan manfaatnya
3. Jepang
Negara asia selanjutnya yang juga mengalami krisis kelahiran yaitu Jepang, bahkan diprediksi populasi anak muda akan ditutupi oleh lansia kedepannya. Pada tahun 2010 Pemerintah mendukung penciptaan robot bayi (Yotaro) yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas Tsukaba walau banyak mendapatkan kritik.
Hal tersebut dilakukan oleh pemerintah dengan harapan bahwa pasangan di Jepang dapat kembali mempertimbangkan untuk memiliki anak biologis setelah mencoba mengadopsi bayi robot tersebut.
4. Rusia
Dengan diberikan waktu libur yang lebih tersebut, diharapkan karyawan yang sibuk bekerja dapat menghabiskan waktu bersama pasangannya dan menghasilkan bayi. Setiap pasangan yang beruntung melahirkan bayi pada tanggal 12 juni atau 9 bulan setelah Conception Day, yang sekaligus merupakan Hari Nasional Rusia akan mendapatkan berbagai macam hadiah mulai dari lemari es, uang tunai hingga mobil.
5. Jerman
Pada tahun 2007 Jerman gencar dalam meningkatkan jumlah penduduknya, karena populasi anak muda di negara ini merupakan yang paling rendah diantara negara Uni Eropa lainnya. Pemerintah bahkan mengeluarkan miliaran dolar Amerika setiap tahunnya untuk mensubsidi atau dengan kata lain menggaji setiap orang tua yang berhenti kerja karena mengurusi anaknya.
Tiap orang tua mendapatkan gaji US$ 25 ribu per tahunnya. Namun ternyata program ini kurang berhasil dengan tidak meningkatnya jumlah kelahiran di negara tersebut. Dengan masuknya para imigran dari Suriah dan negara-negara dari Timur Tengah diharapkan dapat membantu Jerman mengatasi rendahnya jumlah pemuda yang dihadapinya.
Berikut adalah video yang menjelaskan hal tersebut: